Rabu, 21 November 2012

Hubungan Perkembangan Bahasa dan Kemampuan Kognitif



Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, berarti faktor intelek / kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Bayi yang tingkat intelektualnya belum  berkembang dan masih sangat sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami ligkungan, maka bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju ke bahasa yang komplek Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya belajar hal yang lain. “meniru” dan “menguasai hasil yang telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal. Bayi bersuara “mmm mmm”, ibunya tersenyum, mengulang menirukan dan memperjelas dengan memberi arti suara itu menjadi “maem-maem”. Bayi belajar menambah kata-kata dengan meniru bunyi-bunyi yang didengarnya. Manusia dewasa (terutama ibunya) di sekelilingnya membetulkan dan memperjelas. Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia 6-7 tahun, di saat anak mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat-alat berkomunikasi dengan cara lisan, tertulis. Maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi di artikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain (Sunarto dan Hartono, 1994 : 114).
Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. Seseorang menyampaikan ide dan gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan gagasan orang lain melalui bahasa. Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu merupakan proses berpikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat ketidaktepatan dan kekaburan persepsi yang diperolehnya. Akibat lebih lanjut adalah bahwa hasil proses berpikir menjadi tidak tepat benar. Ketidaktepatan hasil pemrosesan pikir ini diakibatkan kekurang mampu ini dalam bahasa.



Upaya-Upaya Pengembangan dalam Perkembangan Bahasa Remaja.
            Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa-siswa hal yang bervariasi bahasanya, baik kemampuannya maupun polanya. Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan strategi belajar mengajar bidang bahasa dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak.
            Pertama, anak perlu melakukan pengulangan (menceritakan kembali) pelajaran yang telah diberikan dengan kata dan bahasa yang disusun oleh murid-murid sendiri. Dengan cara ini senantiasa guru dapat melakukan identifikasi tentang dan tingkat kemampuan bahasa muridnya.
Kedua, berdasarkan hasil identifikasi itu guru melakukan pengembangan bahasa murid dengan menambahkan perbendaharaan bahasa lingkungan yang telah dipilih secara tepat dan benar oleh guru. Cerita murid tentang isi pelajaran yang telah diperkaya itu diperluas untuk langkah-langkah selanjutnya, sehingga para murid mampu menyusun cerita lebih komprehensif tentang isi bacaan yang telah dipelajari dengan menggunakan pola bahasa mereka sendiri.
Perkembangan bahasa yang menggunakan model pengekspresian secara mandisik, baik lisan maupun tertulis, dengan mendasarkan pada bahan bacaan akan lebih mengembangkan kemampuan bahasa anak dan bentuk pola bahasa masing-masing. Dalam penggunaan model ini guru harus banyak memberikan rangsangan dan koreksi dalam bentuk diskusi atau komunikasi bebas. Dalam pada itu sarana perkembangan bahasa seperti buku-buku, surat kabar, majalah dan lain-lainnya hendaknya disediakan di sekolah maupun di rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar