Rabu, 21 November 2012

2. Cara penyebaran agama Kristen di Jawa yang dilakukan oleh orang-orang Eropa Non-Gereja



Kristenisasi oleh orang Eropa Non Gereja tokohnya adalah para pengelola perkebunan, adanya orang swasta yang giat mengabarkan Injil, orang Eropa yang menikahi orang Jawa, diantaranya yaitu Johanes Emde, Ny. Phillips, Ny. Oostrom, Ny. Lee Jolle, selain itu juga ada Mr Anthing. Selain itu penyebaran agama Kristen juga dilakukan dengan adanya perdagangan ke nusantara dengan membawa pengaruh agama Kristen.
Bapa Emde, karena adanya kunjungan dari Joseph Kam membangkitkan semangat misioner pada Emde, sehingga ia mendirikan suatu perkumpulan p.I. (1815) dan mengadakan pertemuan-pertemuan keagamaan di rumahnya. Kemudian Emde juga mendesak adanya penerjemahan P.B. kedalam bahasa Jawa, tetapi belum selesai sudah di sita oleh pemerintah, tapi sebagian dia menerima salinan tulisan tangan, sehingga dia bersama keluarga menyebarkan selebaran-selebaran kepada orang-orang. Dia menggabungkan erat-erat agama Kristen dengan kebudayaan Eropa, sehingga dianggap sebagai kehidupan yang ke barat-baratan.
Mr. Anthing, dalam pemikirannya Injil harus dikabarkan oleh orang-orang pribumi dengan cara pribumi, oleh karena itu maka dia memelihara hubungan baik dengan tokoh-tokoh Kristen Jawa Asli seperti Tunggul Wulung, Sadrach. Selain itu dia juga mendirikan jemaat kecil di daerah sekitar Batavia, a.l. Kampung nSawah dan Gunung Putri. Metode yang digunakan yaitu dengan Injil di bawakan sebagai suatu ”ilmu”.
Ny. Phillips, dalam menyebarkan agama Kristen dengan membentuk Komite Kristenisasi, lalu pada tahun 1870 kedatangan Sadrach, lalu membangun rumah kebaktian
Ny. Oostrom, menyebarkan agama Kristen di wilayah Banyumas, dimana agama Kristen yang diajarkan adalah agama Orang Belanda (Kristen Londo), sehingga membuahkan hasil pada tahun 1868 yaitu dengan mempunyai 30 orang jemaah.
Ny. Lee Jolle, menyebarkan agama Kristen yaitu berawal dengan mengajarkan Injil pada pegawainya, dengan pengajarannya tidak memaksakan kepada pegawainya untuk dapat mengikutinya atau tidak yang terpenting yaitu dengan mengajarkan Injil kepada pegawainya, yang tertarik silahkan dan yang tidak tertarikpun juga tidak memaksakan. Sehingga sampai beliau membangun suatu gereja dari bambu, karena kerja kerasnya itu, sehingga pada tahun 1855-1857 beliau membangun puluhan orang. Sehingga mengadakan sekramen yang mendatangkan Hoezoo dari Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar