Kamis, 22 November 2012

Adab terhadap Guru



Sering kita menyanyi waktu SD,SMP atu SMA yaitu Hymne Guru
 Hymne Guru Karya : Eyang Sartono

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa 

Pahlawan tanpa tanda jasa adalah julukan kehormatan bagi guru yang telah mendedikasikan hidupnya untuk menyebarkan ilmunya tanpa balasan yang bisa dibilang setimpal dari kita para muridnya. Adalah kita sebagai seorang murid terkadang tidak menghargai, menganggap remeh atau bahkan menghina para guru kita. Sungguh, menjadi seorang guru bukanlah suatu keputusan mudah jika menyandingkannya dengan gaji yang didapat atau balasan yang didapat dari muridnya. Keikhlasan dan niat untuk mengabdi yang begitu besarnya adalah semangat utama yang mendorong para guru untuk terus bergerak di jalannya. Keinginan untuk mencerdaskan masyarakat, menyebarkan pengetahuan dan memajukan bangsa adalah benar-benar sebuah semangat yang patut dicontoh dari para guru.
Kelakuan baik dari murid sesungguhnya tiada batasnya. Dia hendaknya selalu berusaha keras (jihad) dan membuat kemajuan dengan Gurunya, dengan sesama saudaranya, dengan masyarakatnya, dan dengan Bangsanya, karena Allah selalu memperhatikan dia, Nabi (s.a.w.) selalu memperhatikan dia, Guru selalu memperhatikan dia, dan para Guru-Guru yang telah mendahului mereka selalu memperhatikan mereka. Dengan kemajuan yang tetap, hari demi hari, dia akan mencapai Keadaan Kesempurnaan (the State of Perfection) dengan petunjuk dan bantuan Gurunya.

Ø Sebelum penuntut ilmu menetapkan guru hendaklah ia berpikir dulu serta beristikharah kepada Allah untuk memilih orang yang akan memberi bimbingan (guru) dalam memperoleh ilmu kemudian memperlakukan guru dengan akhlaq yang baik dan sopan santun. Hendaklah ia memilih orang-orang yang profesional, ahli dalam bidang keilmuannya, memiliki rasa kasih sayang, tampak kewibawaannya dan tampak jelas perilakunya. Sebagaimana ulama salaf berkata, “Ilmu itu adalah agama maka lihatlah (angan-anganlah) dari siapa engkau memperoleh (mengambil) agamamu”.
Ø Penuntut ilmu harus bersungguh-sungguh memilih guru yang mengerti benar tentang syari’at, dan bisa dipercaya kemahiran ilmunya (hukum syari’atnya). Jangan berasal dari orang yang memperoleh ilmu hanya sebatas kulitnya. Imam As-Syafi’i berkata, “Barang siapa belajar dari pinggir-pinggirnya kitab maka ia menyia-nyiakan hukum”.
Ø Penuntut ilmu hendaknya patuh dan taat kepada gurunya. Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha gurunya dan dengan sepenuh hati, menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada Allah dalam berkhidmat kepada guru.
Ø Penuntut ilmu hendaknya memandang guru dengan penuh kehormatan dan keagungan terhadapnya. Dan meyakini akan besarnya derajat kesempurnaan seorang guru. Sebab keterangan tersebut akan lebih dekat terhadap manfaat ilmu yang diperolehnya. Abu Yusuf berkata, “Barang siapa yang tidak meyakini keagungan gurunya maka ia tidak akan sukses”.
Ø Hendaklah penuntut ilmu mengerti hak-hak guru dan jangan lupa mengutamakannya. Sebaiknya penuntut ilmu mengenang guru pada waktu hidup atau sesudah mati, penuntut ilmu juga seyogyanya menjaga keluarga guru serta kerabat dan orang yang dikasihi guru. Penuntut ilmu hendaknya sering berziarah ke makam gurunya apabila ia sudah meninggal dan memohonkan ampun untuknya serta bersedekah baginya.
Ø Penuntut ilmu hendaknya harus bersabar dalam menghadapi guru yang berwatak keras dan kurang baik dan janganlah menolaknya dengan kasar sebab sifat kerasnya seorang guru semata-mata karena sayangnya guru kepada muridnya dalam membimbing dan memberi petunjuk kepada penuntut ilmu.
Ø Penuntut ilmu hendaknya jangan masuk ke tempat atau kediaman guru kecuali atas izinnya dan janganlah lewat dihadapannya baik ketika ia sendiri atau bersama orang lain tanpa izin darinya. Ketika penuntut ilmu hendak berkunjung ke kediamannya maka ucapkanlah salam tidak lebih dari tiga kali dan apabila mengetuk pintu maka ketuklah dengan pelan-pelan, ketika ia memasuki rumahnya, hendaknya ia bersikap yang baik dan berbusana yang baik——menurut Islam—, bersih dan rapi terlebih ketika hendak menuntut ilmu. Penuntut ilmu juga harus menjaga untuk tidak memulai berbicara sebelum diperintahkan, dan janganlah duduk atau pergi kecuali atas izin guru. Apabila guru itu sedang istirahat maka sabarlah menunggu sampai terbangun.
Ø Ketika penuntut ilmu duduk di hadapan gurunya hendaklah ia memilih adab tatakrama, dan hendaklah ia seperti saat tasyahud pada waktu shalat atau duduk bersila dengan penuh tawadhu’, tenang dan khusyu’, penuntut ilmu jangan menoleh sekalipun mendengar sesuatu kecuali bila ada keperluan lebih-lebih ketika membahas tentang ilmu. Penuntut ilmu harus memuliakan dan menghormati kerabat, teman dari guru. Karena pada hakikatnya menghormati mereka berarti menghormati guru. Termasuk menghormati guru adalah jangan duduk di tempat guru, di mushallanya, di tempat tidurnya dan jangan pergi dari sisinya kecuali ada izin darinya.
Ø Hendaknya penuntut ilmu selalu berbicara yang sopan dan baik. Dan hendaknya penuntut ilmu berhadapan dengan guru dengan wajah berseri-seri.
Ø Apabila mendengar keterangan guru tentang masalah-masalah hukum atau berita-berita maka dengarkan dengan penuh perhatian sekalipun ia sudah mendengar sebelumnya. Imam Atho’ r.a. berkata, “Sesungguhnya aku tetap akan mendengarkan hadis dari orang lain sekalipun aku lebih tahu (alim) dari orang tersebut”.
Ø Hendaknya penuntut ilmu tidak mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu atau menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam berkata, jangan memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang lain pada saat guru berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian terhadap penjelasan guru mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan guru. Sehingga guru tidak perlu mengulangi penjelasan untuk kedua kalinya.
Ø Apabila guru memberi sesuatu, maka terimalah dengan tangan kanan, bila guru meminta buku untuk dibaca maka berikan buku itu dalam keadaan siap dibaca. Sehingga guru tidak kesulitan untuk membacanya. Dan jangan menyimpan sesuatu yang ada di dalam buku. Apabila penuntut ilmu berjalan bersama guru maka hendaklah ia berada di depan guru pada malam hari dan di belakang guru pada siang hari, kecuali bila ada keperluan lain. Apabila hendak berteduh dan berbincang-bincang dengan guru maka hendaknya penuntut ilmu berada di sebelah kanan guru. Apabila bertemu dengan guru di jalan maka ucapkanlah salam tetapi bila jaraknya jauh jangan memanggil, jangan mengucapkan salam dan jangan memberi isyarat, akan tetapi dengan menundukan kepala.

Menurut Imam al-Ghazali seseorang murid hendaklah:
• Memberikan sepenuh perhatian kepada gurunya.
• Mendiamkan diri sewaktu guru sedang menyampaikan pelajaran.
• Menunjukkan minat terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
• Tidak meninggikan suara terhadap guru, sebaliknya memadailah berkata dengan suara yang didengari.
• Sekiranya perlu bertanya, pastikan guru bersedia memberikan jawapan.
Menghormati guru di hadapan dan belakangnya.
• Menutup kelemahan guru agar tidak didedahkan tanpa keperluan.
• Mendoakan kebaikan baginya.

Adab Murid Terhadap Guru
1.  Mulai memberi salam dan hormat.
2.  Banyakkan berdiam diri.
3.  Meminta izin guru untuk bertanya.
4.  Jangan sekali-kali berhujah dengan guru.
5.  Tunjukkan sikap menerima pendapatnya.
6.  Tidak menyinggung perasaannya.
7.  Duduk bersopan dan tenang di hadapan guru.
8.  Cari masa yang sesuai untuk bertanya.
9.  Sentiasa berbaik sangka dengan guru.
10.Tidak memandang besar kelemahannya kerana dia juga manusia biasa.
11.Memberikan segala keutamaan terhadap guru.
12.Sentiasa merendah diri kepadanya.

ADAB PENUNTUT TERHADAP KELUARGA GURU
1.      Menghormati mereka.
2.      Menjaga harta benda mereka.
3.      Berkasih sayang dengan keluarganya.
4.      Berada di samping mereka di ketika mereka mendapat musibah.
5.      Memberi bantuan atas apa yang diperlukan.
6.      Memelihara keaiban mereka.
7.      Menunjuk sikap yang disenangi oleh mereka.
8.      Jangan mudah berburuk sangka terhadap mereka.

semoga kita semua menjadi murid yang sentiasa mentaati pensyarah(selagi mana tidak bertentangan dengan syarak dan membawa maslahah hasanah), dan semoga Allah limpahkan barakah dalam hidup kita.
semoga bakal anak didik kita pada masa akan datang akan menghormati kita kelak.


BERBUDAYALAH DAN BERKELAKUANLAH SEBAGAI SEORANG GURU, MATANG DALAM MEMBUAT PILIHAN, KEPUTUSAN DAN DALAM MENGHADAPI MASALAH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar