Sering kita menyanyi waktu SD,SMP atu SMA yaitu Hymne Guru
Hymne Guru Karya : Eyang Sartono
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa
Pahlawan tanpa tanda jasa adalah
julukan kehormatan bagi guru yang telah mendedikasikan hidupnya untuk
menyebarkan ilmunya tanpa balasan yang bisa dibilang setimpal dari kita para
muridnya. Adalah kita sebagai seorang murid terkadang tidak menghargai,
menganggap remeh atau bahkan menghina para guru kita. Sungguh, menjadi seorang
guru bukanlah suatu keputusan mudah jika menyandingkannya dengan gaji yang
didapat atau balasan yang didapat dari muridnya. Keikhlasan dan niat untuk
mengabdi yang begitu besarnya adalah semangat utama yang mendorong para guru
untuk terus bergerak di jalannya. Keinginan untuk mencerdaskan masyarakat,
menyebarkan pengetahuan dan memajukan bangsa adalah benar-benar sebuah semangat
yang patut dicontoh dari para guru.
Kelakuan baik dari murid sesungguhnya tiada batasnya. Dia hendaknya
selalu berusaha keras (jihad) dan membuat kemajuan dengan Gurunya, dengan
sesama saudaranya, dengan masyarakatnya, dan dengan Bangsanya, karena Allah
selalu memperhatikan dia, Nabi (s.a.w.) selalu memperhatikan dia, Guru selalu
memperhatikan dia, dan para Guru-Guru yang telah mendahului mereka selalu
memperhatikan mereka. Dengan kemajuan yang tetap, hari demi hari, dia akan
mencapai Keadaan Kesempurnaan (the State of Perfection) dengan petunjuk dan
bantuan Gurunya.
Konsep Tatakrama Penuntut Ilmu
Dengan Guru
Ø Sebelum penuntut ilmu menetapkan guru hendaklah ia berpikir dulu serta beristikharah
kepada Allah untuk memilih orang yang akan memberi bimbingan (guru) dalam
memperoleh ilmu kemudian memperlakukan guru dengan akhlaq yang baik dan sopan
santun. Hendaklah ia memilih orang-orang yang profesional, ahli dalam bidang
keilmuannya, memiliki rasa kasih sayang, tampak kewibawaannya dan tampak jelas
perilakunya. Sebagaimana ulama salaf berkata, “Ilmu itu adalah agama maka
lihatlah (angan-anganlah) dari siapa engkau memperoleh (mengambil) agamamu”.
Ø Penuntut ilmu harus bersungguh-sungguh memilih guru yang mengerti benar
tentang syari’at, dan bisa dipercaya kemahiran ilmunya (hukum syari’atnya).
Jangan berasal dari orang yang memperoleh ilmu hanya sebatas kulitnya. Imam
As-Syafi’i berkata, “Barang siapa belajar dari pinggir-pinggirnya kitab maka
ia menyia-nyiakan hukum”.
Ø Penuntut ilmu hendaknya patuh dan taat kepada gurunya. Penuntut ilmu harus
berusaha mencari ridha gurunya dan dengan sepenuh hati, menaruh rasa hormat
kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada Allah dalam berkhidmat kepada guru.
Ø Penuntut ilmu hendaknya memandang guru dengan penuh kehormatan dan
keagungan terhadapnya. Dan meyakini akan besarnya derajat kesempurnaan seorang
guru. Sebab keterangan tersebut akan lebih dekat terhadap manfaat ilmu yang
diperolehnya. Abu Yusuf berkata, “Barang siapa yang tidak meyakini
keagungan gurunya maka ia tidak akan sukses”.
Ø Hendaklah penuntut ilmu mengerti hak-hak guru dan jangan lupa
mengutamakannya. Sebaiknya penuntut ilmu mengenang guru pada waktu hidup atau
sesudah mati, penuntut ilmu juga seyogyanya menjaga keluarga guru serta kerabat
dan orang yang dikasihi guru. Penuntut ilmu hendaknya sering berziarah ke makam
gurunya apabila ia sudah meninggal dan memohonkan ampun untuknya serta
bersedekah baginya.
Ø Penuntut ilmu hendaknya harus bersabar dalam menghadapi guru yang berwatak
keras dan kurang baik dan janganlah menolaknya dengan kasar sebab sifat
kerasnya seorang guru semata-mata karena sayangnya guru kepada muridnya dalam
membimbing dan memberi petunjuk kepada penuntut ilmu.
Ø Penuntut ilmu hendaknya jangan masuk ke tempat atau kediaman guru kecuali
atas izinnya dan janganlah lewat dihadapannya baik ketika ia sendiri atau
bersama orang lain tanpa izin darinya. Ketika penuntut ilmu hendak berkunjung
ke kediamannya maka ucapkanlah salam tidak lebih dari tiga kali dan apabila
mengetuk pintu maka ketuklah dengan pelan-pelan, ketika ia memasuki rumahnya,
hendaknya ia bersikap yang baik dan berbusana yang baik——menurut Islam—, bersih
dan rapi terlebih ketika hendak menuntut ilmu. Penuntut ilmu juga harus menjaga
untuk tidak memulai berbicara sebelum diperintahkan, dan janganlah duduk atau
pergi kecuali atas izin guru. Apabila guru itu sedang istirahat maka sabarlah
menunggu sampai terbangun.
Ø Ketika penuntut ilmu duduk di hadapan gurunya hendaklah ia memilih adab
tatakrama, dan hendaklah ia seperti saat tasyahud pada waktu shalat atau duduk
bersila dengan penuh tawadhu’, tenang dan khusyu’, penuntut ilmu
jangan menoleh sekalipun mendengar sesuatu kecuali bila ada keperluan
lebih-lebih ketika membahas tentang ilmu. Penuntut ilmu harus memuliakan dan
menghormati kerabat, teman dari guru. Karena pada hakikatnya menghormati mereka
berarti menghormati guru. Termasuk menghormati guru adalah jangan duduk di
tempat guru, di mushallanya, di tempat tidurnya dan jangan pergi dari sisinya
kecuali ada izin darinya.
Ø Hendaknya penuntut ilmu selalu berbicara yang sopan dan baik. Dan hendaknya
penuntut ilmu berhadapan dengan guru dengan wajah berseri-seri.
Ø Apabila mendengar keterangan guru tentang masalah-masalah hukum atau
berita-berita maka dengarkan dengan penuh perhatian sekalipun ia sudah
mendengar sebelumnya. Imam Atho’ r.a. berkata, “Sesungguhnya aku tetap akan
mendengarkan hadis dari orang lain sekalipun aku lebih tahu (alim) dari orang
tersebut”.
Ø Hendaknya penuntut ilmu tidak mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu
atau menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam berkata, jangan
memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang lain pada saat guru
berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian terhadap penjelasan guru
mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan guru. Sehingga guru tidak perlu
mengulangi penjelasan untuk kedua kalinya.
Ø Apabila guru memberi sesuatu, maka terimalah dengan tangan kanan, bila guru
meminta buku untuk dibaca maka berikan buku itu dalam keadaan siap dibaca.
Sehingga guru tidak kesulitan untuk membacanya. Dan jangan menyimpan sesuatu
yang ada di dalam buku. Apabila penuntut ilmu berjalan bersama guru maka hendaklah
ia berada di depan guru pada malam hari dan di belakang guru pada siang hari,
kecuali bila ada keperluan lain. Apabila hendak berteduh dan berbincang-bincang
dengan guru maka hendaknya penuntut ilmu berada di sebelah kanan guru. Apabila
bertemu dengan guru di jalan maka ucapkanlah salam tetapi bila jaraknya jauh
jangan memanggil, jangan mengucapkan salam dan jangan memberi isyarat, akan
tetapi dengan menundukan kepala.
Menurut Imam al-Ghazali seseorang murid hendaklah:
• Memberikan sepenuh perhatian kepada gurunya.
• Mendiamkan diri sewaktu guru sedang menyampaikan pelajaran.
• Menunjukkan minat terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
• Tidak meninggikan suara terhadap guru, sebaliknya memadailah berkata dengan suara yang didengari.
• Sekiranya perlu bertanya, pastikan guru bersedia memberikan jawapan.
• Menghormati guru di hadapan dan belakangnya.
• Menutup kelemahan guru agar tidak didedahkan tanpa keperluan.
• Mendoakan kebaikan baginya.
• Memberikan sepenuh perhatian kepada gurunya.
• Mendiamkan diri sewaktu guru sedang menyampaikan pelajaran.
• Menunjukkan minat terhadap apa yang disampaikan oleh guru.
• Tidak meninggikan suara terhadap guru, sebaliknya memadailah berkata dengan suara yang didengari.
• Sekiranya perlu bertanya, pastikan guru bersedia memberikan jawapan.
• Menghormati guru di hadapan dan belakangnya.
• Menutup kelemahan guru agar tidak didedahkan tanpa keperluan.
• Mendoakan kebaikan baginya.
Adab Murid Terhadap Guru
1. Mulai memberi salam dan hormat.
2. Banyakkan berdiam diri.
3. Meminta izin guru untuk bertanya.
4. Jangan sekali-kali berhujah dengan guru.
5. Tunjukkan sikap menerima pendapatnya.
6. Tidak menyinggung perasaannya.
7. Duduk bersopan dan tenang di hadapan guru.
8. Cari masa yang sesuai untuk bertanya.
9. Sentiasa berbaik sangka dengan guru.
10.Tidak memandang
besar kelemahannya kerana dia juga manusia biasa.
11.Memberikan
segala keutamaan terhadap guru.
12.Sentiasa merendah
diri kepadanya.
ADAB
PENUNTUT TERHADAP KELUARGA GURU
1.
Menghormati mereka.
2.
Menjaga harta benda mereka.
3.
Berkasih sayang dengan
keluarganya.
4.
Berada di samping mereka di
ketika mereka mendapat musibah.
5.
Memberi bantuan atas apa yang
diperlukan.
6.
Memelihara keaiban mereka.
7.
Menunjuk sikap yang disenangi
oleh mereka.
8.
Jangan mudah berburuk sangka
terhadap mereka.
semoga kita semua menjadi murid
yang sentiasa mentaati pensyarah(selagi mana tidak bertentangan dengan syarak
dan membawa maslahah hasanah), dan semoga Allah limpahkan barakah dalam hidup
kita.
semoga bakal anak didik kita pada masa akan datang akan menghormati kita kelak.
BERBUDAYALAH DAN BERKELAKUANLAH SEBAGAI SEORANG GURU, MATANG DALAM MEMBUAT PILIHAN, KEPUTUSAN DAN DALAM MENGHADAPI MASALAH
semoga bakal anak didik kita pada masa akan datang akan menghormati kita kelak.
BERBUDAYALAH DAN BERKELAKUANLAH SEBAGAI SEORANG GURU, MATANG DALAM MEMBUAT PILIHAN, KEPUTUSAN DAN DALAM MENGHADAPI MASALAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar