kerajaan singosari
Nama Tumapel juga muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-pan. Kerajaan Singosari mencapai puncak kejayaan ketika dipimpin oleh Raja Kertanegara (1268-1292) yang bergelar Maharajadhiraja Kertanegara Wikrama Dharmottunggadewa
Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.
Pada tahun 1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.
Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel, namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kadiri.
Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang melawan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.
Terdapat perbedaan antara Pararaton dan Nagarakretagama dalam menyebutkan
urutan raja-raja Singhasari.
Raja-raja
Tumapel versi Pararaton adalah:
1. Ken Arok alias Rajasa Sang Amurwabhumi (1222 - 1247)
2. Anusapati (1247 - 1249)
3. Tohjaya (1249 - 1250)
4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)
5. Kertanagara (1272 - 1292)
2. Anusapati (1247 - 1249)
3. Tohjaya (1249 - 1250)
4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272)
5. Kertanagara (1272 - 1292)
Raja-raja
Tumapel versi Nagarakretagama adalah:
1. Rangga Rajasa Sang Girinathaputra (1222 - 1227)
2. Anusapati (1227 - 1248)
3. Wisnuwardhana (1248 - 1254)
4. Kertanagara (1254 - 1292)
2. Anusapati (1227 - 1248)
3. Wisnuwardhana (1248 - 1254)
4. Kertanagara (1254 - 1292)
Kisah suksesi raja-raja Tumapel versi Pararaton diwarnai pertumpahan darah
yang
dilatari balas dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati
dibunuh Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat pemberontakan
Ranggawuni (anak Anusapati). Hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara
(putranya) secara damai.
dilatari balas dendam. Ken Arok mati dibunuh Anusapati (anak tirinya). Anusapati mati
dibunuh Tohjaya (anak Ken Arok dari selir). Tohjaya mati akibat pemberontakan
Ranggawuni (anak Anusapati). Hanya Ranggawuni yang digantikan Kertanagara
(putranya) secara damai.
Sementara itu versi Nagarakretagama tidak menyebutkan adanya pembunuhan
antara
raja pengganti terhadap raja sebelumnya. Hal ini dapat dimaklumi karena
Nagarakretagama adalah kitab pujian untuk Hayam Wuruk raja Majapahit. Peristiwa
berdarah yang menimpa leluhur Hayam Wuruk tersebut dianggap sebagai aib.
raja pengganti terhadap raja sebelumnya. Hal ini dapat dimaklumi karena
Nagarakretagama adalah kitab pujian untuk Hayam Wuruk raja Majapahit. Peristiwa
berdarah yang menimpa leluhur Hayam Wuruk tersebut dianggap sebagai aib.
Di antara para raja di atas hanya Wisnuwardhana dan Kertanagara saja yang
didapati
menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejarahan mereka. Dalam Prasasti Mula Malurung
(yang dikeluarkan Kertanagara atas perintah Wisnuwardhana) ternyata menyebut
Tohjaya sebagai raja Kadiri, bukan raja Tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita
dalam Nagarakretagama.
menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejarahan mereka. Dalam Prasasti Mula Malurung
(yang dikeluarkan Kertanagara atas perintah Wisnuwardhana) ternyata menyebut
Tohjaya sebagai raja Kadiri, bukan raja Tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita
dalam Nagarakretagama.
Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Kertanagara tahun 1255 selaku raja
bawahan di
Kadiri. Jadi, pemberitaan kalau Kertanagara naik takhta tahun 1254 perlu dibetulkan.
Yang benar adalah, Kertanagara menjadi raja muda di Kadiri dahulu. Baru pada tahun
1268, ia bertakhta di Singhasari.
Kadiri. Jadi, pemberitaan kalau Kertanagara naik takhta tahun 1254 perlu dibetulkan.
Yang benar adalah, Kertanagara menjadi raja muda di Kadiri dahulu. Baru pada tahun
1268, ia bertakhta di Singhasari.
Pararaton dan Nagarakretagama menyebutkan adanya
pemerintahan bersama antara
Wisnuwardhana dan Narasingamurti. Dalam Pararaton disebutkan nama asli
Narasingamurti adalah Mahisa Campaka.
Wisnuwardhana dan Narasingamurti. Dalam Pararaton disebutkan nama asli
Narasingamurti adalah Mahisa Campaka.
Apabila kisah kudeta berdarah dalam Pararaton
benar-benar terjadi, maka dapat
dipahami maksud dari pemerintahan bersama ini adalah suatu upaya rekonsiliasi antara
kedua kelompok yang bersaing. Wisnuwardhana merupakan cucu Tunggul Ametung
sedangkan Narasingamurti adalah cucu Ken Arok.
dipahami maksud dari pemerintahan bersama ini adalah suatu upaya rekonsiliasi antara
kedua kelompok yang bersaing. Wisnuwardhana merupakan cucu Tunggul Ametung
sedangkan Narasingamurti adalah cucu Ken Arok.
KEHIDUPAN SOSIAL, POLITIK, EKONOMI, AGAMA
Dalam kitab Pararaton maupun Negara Kertagama
diceritakan bahwa kehidupan sosial
masyarakat Singosari cukup baik karena rakyat terbiasa hidup aman dan tenteram sejak
pemerintahan Ken Arok bahkan dari raja sampai rakyatnya terbiasa dengan kehidupan
religius. Kehidupan religius tersebut dibuktikan dengan berkembangnya ajaran baru
yaitu ajaran Tantrayana (Syiwa Budha) dengan kitab sucinya Tantra.
masyarakat Singosari cukup baik karena rakyat terbiasa hidup aman dan tenteram sejak
pemerintahan Ken Arok bahkan dari raja sampai rakyatnya terbiasa dengan kehidupan
religius. Kehidupan religius tersebut dibuktikan dengan berkembangnya ajaran baru
yaitu ajaran Tantrayana (Syiwa Budha) dengan kitab sucinya Tantra.
Ajaran Tantrayana berkembang dengan baik sejak
pemerintahan Wisnuwardhana dan
mencapai puncaknya pada masa Kertanegara, bahkan pada akhir pemirintahan
Kertanegara ketika diserang oleh Jayakatwang, sedang melaksanakan upacara
Tantrayana bersama Mahamantri dan pendeta terkenal.
mencapai puncaknya pada masa Kertanegara, bahkan pada akhir pemirintahan
Kertanegara ketika diserang oleh Jayakatwang, sedang melaksanakan upacara
Tantrayana bersama Mahamantri dan pendeta terkenal.
Dalam kehidupan ekonomi, walaupun tidak ditemukan
sumber secara jelas. Ada
kemungkinan perekonomian ditekankan pada pertanian dan perdagangan karena
Singosari merupakan daerah yang subur dan dapat memanfaatkan sungai Brantas dan
Bengawan Solo sebagai sarana lalu lintas perdagangan dan pelayaran.
kemungkinan perekonomian ditekankan pada pertanian dan perdagangan karena
Singosari merupakan daerah yang subur dan dapat memanfaatkan sungai Brantas dan
Bengawan Solo sebagai sarana lalu lintas perdagangan dan pelayaran.
Singosari banyak meninggalkan bangunan berupa candi yang berhubungan dengan
agama yaitu seperti candi Kidal, candi Jago, candi Singosari dan patung Joko Dolok yang
merupakan perwujudan Kertanegara terletak di simpang tiga Surabaya, Jatim. Kerajaan Singasari adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan ole Ken Arok pada tahun ajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari, adalah sebuah kerajaan di Jawa
Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang di perkirakan berada di daerah Singosari, Malang. Lokasi kerajaan
ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.
agama yaitu seperti candi Kidal, candi Jago, candi Singosari dan patung Joko Dolok yang
merupakan perwujudan Kertanegara terletak di simpang tiga Surabaya, Jatim. Kerajaan Singasari adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan ole Ken Arok pada tahun ajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari, adalah sebuah kerajaan di Jawa
Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang di perkirakan berada di daerah Singosari, Malang. Lokasi kerajaan
ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.
Kehidupan Politik
Kerajaan Singosari yang pemah mengalami kejayaan dalam perkembangan sejarah Hindu di Indonesia pernah diperintah oleh raja-raja sebagai berikut.
Raja Ken Arok Setelah kemenangannya dalam pertempuran melawan Kerajaan Kediri, Ken Arok memutuskan untuk membuat dinasti Bhattara serta membangun kerajaan baru dengan nama Kerajaan Singasari.
Ken Arok sebagai raja pertama Kerajaan Singasari bergelar Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi dan dinastinya bernama Dinasti Girindrawangsa (Dinasti Keturunan Siwa). Pendirian dinasti ini bertujuan menghilangkan jejak tentang siapa sebenarnya Ken Arok dan mengapa ia berhasil mendirikan kerajaan. Di samping itu, agar keturunan-keturunan Ken Arok (bila suatu saat menjadi raja besar) tidak ternoda oleh perilaku dan tindakan kejahatan yang pemah dilakukan oleh Ken Arok. Raja Ken Arok memerintah pada tahun 1222-1227 M. Masa pemerintahan Ken Arok diakhiri secara tragis, saat ia dibunuh oleh kaki tangan Anusapati, yang merupakan anak tirinya (anak Ken Dedes dengan suami pertamanya Tunggul Ametung).
Kerajaan Singosari yang pemah mengalami kejayaan dalam perkembangan sejarah Hindu di Indonesia pernah diperintah oleh raja-raja sebagai berikut.
Raja Ken Arok Setelah kemenangannya dalam pertempuran melawan Kerajaan Kediri, Ken Arok memutuskan untuk membuat dinasti Bhattara serta membangun kerajaan baru dengan nama Kerajaan Singasari.
Ken Arok sebagai raja pertama Kerajaan Singasari bergelar Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi dan dinastinya bernama Dinasti Girindrawangsa (Dinasti Keturunan Siwa). Pendirian dinasti ini bertujuan menghilangkan jejak tentang siapa sebenarnya Ken Arok dan mengapa ia berhasil mendirikan kerajaan. Di samping itu, agar keturunan-keturunan Ken Arok (bila suatu saat menjadi raja besar) tidak ternoda oleh perilaku dan tindakan kejahatan yang pemah dilakukan oleh Ken Arok. Raja Ken Arok memerintah pada tahun 1222-1227 M. Masa pemerintahan Ken Arok diakhiri secara tragis, saat ia dibunuh oleh kaki tangan Anusapati, yang merupakan anak tirinya (anak Ken Dedes dengan suami pertamanya Tunggul Ametung).
Raja Anusapati Dengan meninggalnya Ken Arok, tahta Kerajaan Singasari langsung dipegang oleh Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahan yang cukup lama itu (1227-1248 M), Anusapati tidak melakukan pembaruan-pembaruan, karena Anusapati larut dengan kegemarannya sendiri, yaitu menyabung ayam.
Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai kepada putra Ken Arok dengan Ken Umang yang bernama Tohjaya. Tohjaya mengetahui bahwa Anusapati suka menyabung ayam, karena itu Anusapati diundang untuk menyabung ayam di Gedong Jiwa (tempat kediaman Tohjaya). Saat Anusapati sedang asyik melihat aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjaya mencabut keris Empu Gandring yang dibawa Anusapati dan langsung menusukkan ke punggung Anusapati hingga ia meninggal.
Raja Tohjaya Dengan meninggalnya Anusapati, tahta kerajaan dipegang oleh Tohjaya. Tohjaya memerintah Kerajaan Singasari hanya beberapa bulan saja (1248 M), karena putra Anusapati yang bernama Ranggawuni mengetahui perihal kematian Anusapati. Ranggawuni yang dibantu oleh Mahesa Cempaka menuntut hak atas tahta kerajaan kepada Tohjaya. Tetapi Tohjaya mengirim pasukannya untuk menangkap Ranggawuni dan Mahesa Cempaka. Rencana Tohjaya telah diketahui oleh Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, sehingga keduanya melarikan diri sebelum pasukan Tohjaya menangkap mereka.
Untuk menyelidiki persembunyian Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, Tohjaya mengirim pasukan di bawah pimpinan Lembu Ampal. Namun, Lembu Ampal akhirnya menyadari bahwa yang berhak atas tahta kerajaan ternyata Ranggawuni, maka ia berbalik memihak Ranggawuni dan Mahesa Cempaka. Ranggawuni yang dibantu Mahesa Cempaka dan Lembu Ampal berhasil merebut tahta kerajaan dari tangan Tohjaya. Selanjutnya Ranggawuni menduduki tahta Kerajaan Singasari.
Raja Wisnuwardhana Ranggawuni naik tahta atas Kerajaan Singasari dengan gelar Sri JayaWisnuwardhana dibantu oleh Mahesa Cempaka dengan gelar Narasinghamurti. Mereka memerintah bersama Kerajaan Singasari (1248-1268 M). Wisnuwardhana sebagai raja, Narasinghamurti sebagai Ratu Angabhaya. Pemerintahan kedua penguasa tersebut membawa keamanan dan kesejahteraan. Pada tahun 1254 M, Wisnuwardhana mengangkat putranya sebagai Yuvaraja (raja muda) dengan maksud untuk mempersiapkan putranya yang bernama Kertanegara menjadi seorang raja besar di Kerajaan Singasari. Setelah Wisnuwardhana meninggal dunia (dialah satu-satunya raja yang meninggal tidak terbunuh di Kerajaan Singasari), tahta Kerajaan Singasari beralih kepada Kertanegara.
Raja Kertanegara Raja Kertanegara (1268-1292 M) merupakan raja terkemuka dan raja terakhir dari Kerajaan Singasari. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Singasari mencapai masa kejayaannya. Stabilitas kerajaan yang diwujudkan pada masa pemerintahan Raja Wisnuwardhana disempurnakan lagi dengan tindakan-tindakan yang tegas dan berani. Setelah keadaaan Jawa Timur dianggap baik, Raja Kertanegara melangkah ke luar Jawa Timur untuk mewujudkan cita-cita persatuan seluruh Nusantara di bawah panji Kerajaan Singasari.
Upaya yang ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam dan luar negeri. Dalam rangka mewujudkan Stabilitas politik Kerajaan Singasari, Raja Kertanegara menempuh jalan sebagai berikut.
a.Kebijakan dalam negeri
- Pergantian pejabat kerajaan, bertujuan menggalang pemerintahan yang kompak.
- Memelihara keamanan dan melakukan politik perkawinan. Tujuannya menciptakan kerukunan dan politik yang stabil.
b.Kebijakan Luar Negeri
- Menggalang persatuan 'Nusantara' dengan mengutus ekspedisi tentara Pamalayu ke Kerajaan Melayu (Jambi). Mengutus pasukan ke Sunda, Bali, Pahang.
- Menggalang kerjasama dengan kerajaan lain. Contohnya menjalin persekutuan dengan kerajaan Campa.
Dari tindakan-tindakan politik Kertanegara tersebut, di satu
sisi Kertanegara berhasil mencapai cita-citanya memperluas dan memperkuat
Singasari, tetapi dari sisi yang lain muncul beberapa ancaman yang justru
berakibat hancurnya Singasari. Ancaman yang muncul dari luar yaitu dari tentara
Kubilai-Khan dari Cina Mongol karena Kertanegara tidak mau mengakui
kekuasaannya bahkan menghina utusan Kubilai-khan yaitu Meng-chi. Dari dalam
adanya serangan dari Jayakatwang (Kadiri) tahun 1292 yang bekerja sama dengan
Arya Wiraraja Bupati Sumenep yang tidak diduga sebelumnya. Kertanegara
terbunuh, maka jatuhlah Singasari di bawah kekuasaan Jayakatwang dari Kediri.
Setelah Kertanegara meninggal maka didharmakan/diberi penghargaan di candi Jawi
sebagai Syiwa Budha, di candi Singasari sebagai Bhairawa. Di Sagala sebagai
Jina (Wairocana) bersama permaisurinya Bajradewi. Untuk memperjelas pemahaman
Anda, tentang candi Singosari tempat Kertanegari di muliakan,
KEHIDUPAN EKONOMI
Dalam kehidupan ekonomi, walaupun tidak ditemukan sumber secara jelas. Ada kemungkinan perekonomian ditekankan pada pertanian dan perdagangan karena Singosari merupakan daerah yang subur dan dapat memanfaatkan sungai Brantas dan Bengawan Solo sebagai sarana lalu lintas perdagangan dan pelayaran.
KEHIDUPAN EKONOMI
Dalam kehidupan ekonomi, walaupun tidak ditemukan sumber secara jelas. Ada kemungkinan perekonomian ditekankan pada pertanian dan perdagangan karena Singosari merupakan daerah yang subur dan dapat memanfaatkan sungai Brantas dan Bengawan Solo sebagai sarana lalu lintas perdagangan dan pelayaran.
PUNCAK KEJAYAAN
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar
dalam sejarah Singhasari (1268 -
1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun
1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan pulau Sumatra sebagai
benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsaMongol. Saat itu penguasa
pulau Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu).
Kerajaan ini akhirnya tunduk dengan ditemukannya bukti arca Amoghapasa yang dikirim
Kertanagara sebagai tanda persahabatan kedua negara.
1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun
1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan pulau Sumatra sebagai
benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsaMongol. Saat itu penguasa
pulau Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu).
Kerajaan ini akhirnya tunduk dengan ditemukannya bukti arca Amoghapasa yang dikirim
Kertanagara sebagai tanda persahabatan kedua negara.
Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi
menaklukkan Bali. Pada
tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta agar Jawa
mengakui kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara.
tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta agar Jawa
mengakui kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara.
Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan
Singhasari di luar Jawa pada
masa Kertanagara antara lain,
Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura. Keruntuhan
Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar jawa akhirnya mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelanggelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanegara sendiri. Dalam serangan itu Kertanegara mati terbunuh.
Setelah runtuhnya Singhasari,Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.